Jumat, 04 November 2016

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL PADA MATA PELAJARAN SIROH NABAWIYYAH KELAS 3 IMAM AHMAD SDIT BAITUL JANNAH

BAB I
PENDAHHULUAN
A.    Latar Belakang dan Indentifikasi Masalah

1.      Latar Belakang
Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan belajar dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntunan zaman.
Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Seorang guru dituntut untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang hubungan komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting. Selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan memiliki metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.[1]

Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Tiap-tiap materi bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dalam menyampaikan materinya. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang akan penulis bahas adalah metode pembelajaran snowball. Metode Snawball adalah metode yang menjadikan murid sebagai subjek dan guru sebagai pembimbing dan pendamping. Metode ini sebenarnya metode yang sering diterapkan pada mata pelajaran bahasa Arab. Namun, penulis menerapkan metode snowball pada mata pelajaran siroh nabawiyyah.
Mata pelajaran Siroh Nabawiyyah merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan sejarah-sejarah Islam. Dalam hal ini, guru memerlukan berbagai idea tau metode yang tepat serta kreatif dalam menyampaikan pelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.

2.      Identifikasi Masalah
“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.’’[2]
Setiap pembelajaran selalu terjadi masalah-masalah yang muncul, terutama yang ada pada peserta didik. Namun contoh-contoh masalah yang akan dibahas di bawah ini hanya mencakup pembelajaran di kelas 3 Imam Ahmad SDIT Baitul Jannah yaitu;
a.       Ramai sendiri
Masalah yang sering guru jumpai dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran siroh nabawiyyah salah satunya adalah murid berbuat ramai sendiri saat guru menerangkan pelajaran. Peristiwa ini menjadi sebuah masalah karena mengganggu teman di sekitarnya. Faktor yang membuat murid ramai sendiri adalah karena si anak mempunyai kesibukkan sendiri, seperti bermain mainan yang akan dimainkan waktu istirahat atau bermain mainan yang sudah dimainkan waktu istirahat namun belum puas.
b.      Tidak bisa diam di tempat
Ada pula murid yang selalu selalu berkeliling dari bangku satu ke bangku yang lain. Hal ini terjadi karena murid tersebut kurang nyaman di tempat duduknya atau kurang adanya rasa aman dari teman sebelahnya. Ketika murid berkeliling ini, tidak hanya mengganggu temannya saja, melainkan bisa pula mengganggu guru pula
c.       Tidur di kelas
Kejadian tidur di kelas ini memang jarang ditemui di sekolah dasar, tetapi ada juga guru yang menemui masalah seperti ini di kelas terlebih lagi di sekolah-sekolah yang sistemnya full day. Hal ini juga sering dijumpai ketika gedung sekolah dibangun sehingga kelas harus dibagi menjadi masuk pagi dan siang. Tidak hanya itu, murid tidur itu karena rasa capek, kemungkinan juga karena mata pelajaran yang melibatkan gerakan atau olahraga yang berat atau mata pelajaran yang melibatkan banyak untuk berfikir juga dapat mengakibatkan murid tertidur setelah melakukan aktivitas tersebut. Hal ini sama dengan melamun tadi, tidak ramai dan mengganggu temannya, namun dapat menghambat proses pembelajaran yang akan disampaikan guru.
Berdasarkan pada hal tersebut diatas serta ingin meningkatkan pengetahuan tentang alat tersebutmaka penulis membuat pembahasan dengan judul: “PENERAPAN METODE SNOWBALL PADA MATA PELAJARAN SIROH NABAWIYYAH KELAS 3 IMAM AHMAD SDIT BAITUL JANNAH”
B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran snowball?
2.      Apakah siswa bersemangat dan aktif dalam belajar ?
3.      Apakah materi yang disampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran snowball tersampaikan?
C.    TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam belajar menggunakan metode pembelajaran snowball
2.      Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan menggunakan metode snowball
D.    MANFAAT PENELITIAN
1.      Agar siswa lebih termotivasi dalam belajar
2.      Melatih siswa agar lebih percaya diri
3.      Meningkatkan kemandirian siswa
BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Metode
Menurut W.J.S Poerwadarminta, metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
B.     Metode Mengajar
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Melalui metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Terciptanya interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing. Sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.[3]
C.    Metode Snowball Throwing
Metode snowball throwing (melempar bola) merupakan jenis pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar.[4]
D.    Metode Pembelajaran Snowball
Sedangkan metode pembelajaran snowball adalah salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Peran siswa dalam pembelajaran menggunakan metode ini adalah sebagai subjek pembelajaran. Siswa akan lebih aktif dan bersemangat dalam belajar apabila metode ini dikuasai oleh guru sehingga materi akan mudah diterima siswa.
Langkah-langkah metode pembelajaran snowball adalah sebagai berikut:
1.      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2.      Siswa menulis dan memahami rangkuman materi yang disampaikan guru.
3.      Guru membentuk kelompok – kelompok dan memnggil masing – masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
4.      Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing – masing, kemudian memberi pertanyaan kepada kelompok lain.
5.      Evaluasi
6.      Penutup.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.    WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu penelitian dilaksanakan pada waktu belajar mata pelajaran siroh nabawiyyah pada hari selasa tanggal 1 November 2016. Alasan waktu tersebut dipilih karena peneliti ingin mendapatkan data tentang minat siswa dalam belajar mata pelajaran siroh nabawiyyah yang selalu kurang bersemangat pada mata pelajaran ini.
Penelitian dilakukan di kelas 3 Imam Ahmad SDIT Baitul Jannah Kemiling Bandar Lampung. Peneliti memilih kelas 3 Imam Ahmad karena peneliti memang bertugas menjadi guru kelas bidang keagamaan.

B.     METODE PENELITIAN
Metode penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.[5]
Sesuai dengan tujuan penyusunan karya ilmiah  ini maka dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode diantaranya penelitian lapangan yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung (wawancara). Selain itu, penulis juga menggunakan metode pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung.

C.    POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007). Maka dari penjelasan diatas, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 Imam Ahmad SDIT Baitul Jannah.
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).[6]
Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar,  dengan maksud menghemat waktu, biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi (Sukardi, 2004 : 55).[7]
Dari beberapa teori diatas, penulis menjadikan seluruh siswa kelas 3 Imam Ahmad untuk dijadikan sampel. Hal ini disebabkan karena populasi yang yang tidak lebih dari dari 100 peserta. Selain itu juga jumlah siswa yang berjumlah 28 siswa masih bisa memungkinkan penulis untuk melakukan penelitian.
D.    VARIABEL PENELITIAN
Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan sangat penting dalam suatu penelitian pendidikan. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang bervariasi. Variabel penelitian dibedakan menjadi:
1.       Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.
2.      Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables).
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.[8]
Berdasarkan judul pada penulisan karya ilmiah ini, maka penulis menentukan variabel bebasnya adalah penerapan metode snowball pada mata pelajaran siroh nabawiyyah. Sedangkan variabel terikatnya adalah minat atau motivasi siswa terhadap mata pelajaran siroh nabawiyyah.
E.     SUMBER DATA PENELITIAN
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah buku paket siroh nabawiyyah dan situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
F.     INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket ,perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya. 
Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrument. Jenis-jenis instrumen penelitian diantaranya adalah observasi dan dokumentasi. Kedua instrumen inilah yang akan menjadi pedoman penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini. Observasi yang penulis maksud disini adalah observasi partisipan yaitu penulis terlibat langung dalam proses penelitian ini.
G.    TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data kualitatif merupakan pengumpulan data yang datanya bersifat deskriptif maksudnya data berupa gejala-gejala yang di kategorikan ataupun dalam bentuk lainnya seperti foto,dokumen,artefak, dan catatan – catatan lapangan saat penelitian dilaksanakan, Jonathan Sarwono dalam ( 2006:259).[9]
            Teknik dan alat pengumpulan data yang penulis lakukan diantaranya adalah observasi, wawancara, dokumentasi serta tes uji materi. Beberapa teknik dan alat pengumpulan data tersebut sangat menetukan keberhasilan dalam penelitian yang penulis lakukan.
H.    TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dalam penelitian ini akan melalui tiga kegiatan analisis yakni sebagai berikut.
1.      Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
2.      Penyajian Data
Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3.      Menarik kesimpulan
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.    HASIL PENELITIAN
1.      Observasi Partisipan
Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai partisipan dalam menyamapaikan materi materi yang penulis sampaiakan kepada siswa kelas 3 Imam Ahmad SDIT Baitul Jannah. Penulis menerapkan teknik observasi dengan cara mempraktekkan langsung langsung metode pembelajaran snowball pada siswa kelas 3 Imam Ahmad.

2.      Wawancara
Setelah mempraktekkan metode pembelajaran snowball pada mata pelajaran siroh nabawiyyah maka penulis melakukan wawancara kepada populasi. Populasi disini adalah seluruh siswa kelas 3 Imam Ahmad. Dalam wawancara ini, sebagian besar siswa kelas 3 Imam Ahmad sangat senang serta semangat dalam belajar siroh nabawiyyah.
Video 1 (VID_20161101_134559) siswa merasa senang serta termotivasi dalam belajar siroh nabawiyyah. Mereka tidak menyadari bahwa sikap percaya diri mereka sedang ditingkatkan oleh guru.

a.        Evaluasi materi
Evaluasi materi bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam mengajar siroh nabawiyyah menggunakan metode pembelajaran snowball. Berikut adalah isi dari evaluasi materi siroh nabawiyyah sub-bab “meneladani sifat Nabi Muhammad dalam berdagang”;
1.      Nabi Muhammad dipercaya Khadijah untuk berdagang pada usia . . . tahun.
2.      Wanita kaya raya yang berasal dari Mekah bernama . . . .
3.      Nabi Muhammad mendapat tugas dari Khadijah untuk . . . .
4.      Nabi Muhammad dan para rombongan berdagang ke negeri . . . .
5.      Pembantu Khadijah yang sangat setia bernama . . . .
6.      Dalam berdagang, Nabi Muhammad sangat . . . .
7.      Para pemebeli dari negeri Syam sangat tertarik untuk membeli barang dagangan yang dibawa Nabi Muhammad karena . . . .
8.      Sebutkan 3 sifat Nabi Muhammad yang perlu kita contoh dalam kehidupan sehari-hari?
Video 2 (VID_20161101_134124) Dari video tersebut, guru menyimpulkan materi setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan metode snowball. Tujuan dari kesimpulan materi adalah siswa lebih memahami lagi materi siroh nabawiyyah yang diajarkan oleh guru. Selain memperdalam materi, guru juga melengkapi materi yang mungkin belum dipahami oleh siswa ketika menerapkan metode pembelejaran snowball.
Dari tabel dan video diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siroh nabawiyyah materi sub-bab “meneladani sifat Nabi Muhammad dalam berdagang” menggunakan metode pembelajaran snowball telah berhasil.
3.      Dokumentasi
Dokumentasi pada karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa serta mengetahui sikap percaya diri yang dimiliki siswa dalam belajar siroh nabawiyyah menggunakan metode snowball. Penulis menggunakan dokumentasi untuk melengkapi hasil karya tulis ilmiah yang penulis susun. Metode ini mempunyai peran penting dalam penyusunan karya tulis ini dan sangat bermanfaat untuk para pembaca karya tulis ini. Berikut ini adalah dokumentasi pembelajaran siroh nabawiyyah menggunakan metode pembelajaran snowball;

Gambar 1 (IMG_20161101_124841)

Keterangan: salah satu kelompok yang sedang merangkum materi pelajaran

B.     PEMBAHASAN
1.      Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Snowball throwing (melempar bola) merupakan jenis pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar.
 Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing
-          Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memnggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
-          Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
-          Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
-          Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit.
-          Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
-          Evaluasi
-          Penutup.[10]

2.      Metode Pembelajaran Snowball
Metode pemebelajaran snowball adalah metode pembelajaran yang menjadikan siswa subjek dalam belajar dan guru sebagai pendamping. Teknik metode snowball tidak jauh berbeda dengan metode snowball throwing, yaitu membagi siswa secara berkelompok kemudian menetukan ketua dari setiap kelompok. Masing-masing ketua kelompok akan menjelaskan materi didepan para siswa. Setelah menjelaskan, kelompok siswa akan diperkecil menjadi 2 kelompok kemudian ketua dari kedua kelompok akan menjelaskan materi secara bergantian dan diikuti dengan pertanyaan yang ditujuan kepada kelompok lawan.
Adapun langkah-langkah metode pembelejaran snowball adalah sebagai berikut:
-          Guru menyamapaikan materi pelajaran kepada siswa
-          Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian siswa merangkum materi
-          Masing-masing perwakilan kelompok menejelaskan isi rangkuman dari kelompoknya
-          Guru memebagi menjadi dua kelompok, dan memilih ketua dari kedua kelompok tersebut
-          Ketua kelompok dari kedua kelompok memberikan pertanyaan setelah menjelaskan materi
-          Guru menyimpulkan materi
-          Guru memeberikan evaluasi baik berupa pertanyaan langsung maupun tes tertulis
-          Penutup
Adapun kelebihan metode ini adalah;
1.      Melatih siswa untuk percaya diri
2.      Meningkatkan rasa ingin tahu pada siswa
3.      Meningkatkan kemandirian siswa
4.      Menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar

3.      Motivasi Siswa
Video 3 (VID_20161101_132152(1)) Penggunaan metode pembelajaran snowball benar-benar membuat siswa bersemangat dalam memepelajari materi siroh nabawiyyah. Mereka sangat antusias serta menghargai temannya yang sedang mewwakili kelompoknya dalam menyapaikan materi.
Video 4(VID_20161101_133447) Ketua kelompok yang sedang menyampaikan materi setelah dibagi menjadi dua kelompok. Bagi yang mewakili memberikan pertanyaan seputar materi dengan cara menunjuk beberapa siswa baik dari kelompok sendiri maupun dari kelompok lawan.
Dari kedua video tersebut diatas membuktikan bahwa siswa kelas 3 Imam Ahmad dangan termotivasi sekaligus membangun sikap percaya diri siswa. Inilah salah satu dari tujuan metode pembelajaran snowball.

BAB V
KEIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
Metode pemebelajaran snowball adalah metode pembelajaran yang menjadikan siswa subjek dalam belajar dan guru sebagai pendamping. Teknik metode snowball tidak jauh berbeda dengan metode snowball throwing, yaitu membagi siswa secara berkelompok kemudian menetukan ketua dari setiap kelompok. Masing-masing ketua kelompok akan menjelaskan materi didepan para siswa. Setelah menjelaskan, kelompok siswa akan diperkecil menjadi 2 kelompok kemudian ketua dari kedua kelompok akan menjelaskan materi secara bergantian dan diikuti dengan pertanyaan yang ditujuan kepada kelompok lawan.
Mengacu kepada metodologi penelitian serta teknik pengumpulan data pada karya tuli ilmiyah ini, Metode Snowball terbukti sangat berhasil dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran siroh nabawiyyah kelas 3 Imam Ahmad. Dengan adanya metode ini, siswa menjadi lebih percaya diri, mandiri, kreatif, mempunya rasa ingin yahu yang tinggi serta menambah motivasi siswa dalam belajar.

B.     SARAN
Metode ini membutuhkan para pendidik yang mempunyai daya kreatifitas dan pola pikir yang matang. Selain guru harus dituntut dalam menguasai materi, guru juga harus benar-benar mengetahui teknik-teknik metode pembelajaran snowball. Hendaknya guru tetap memperhatikan siswa yang belum bisa mengikuti pelajaran dengan baik. 


LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.      Data siswa kelas 3 Imam Ahmad tahun pelajaran 2016/2017
2.      Foto 1 (kondisi siswa sebelum belajar kelompok)
3.      Foto 2 dan 3 (kelompok-kelompok siswa dalam belajar menggunakan metode snowball)
4.       Video 1 (VID_20161101_134559) wawancara guru kepada siswa tentang materi yang menggunakan metode snowball.
5.       Video 2 (VID_20161101_134124) guru menarik kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari bersama menggunakan metode snowball
6.       Video 3 (VID_20161101_132152(1)) rasa percaya diri siswa yang bertambah dengan cara menyampaikan materi didepan teman-temannya
7.      Video 4(VID_20161101_133447) pengecilan kelompok menjadi dua kelompok  serta member pertanyaan kepada siswa.          



[1] http://yusrikeren85.blogspot.co.id/2011/11/makalah-metode-pembelajaran.html
[2] http://yusrikeren85.blogspot.co.id/2011/11/masalah-masalah-dalam-proses-belajar.html
[3] http://eprints.walisongo.ac.id/3268/3/63111067_Bab2.pdf
[4] http://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-dan-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Snowball-Throwing.html
[5] http://belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif
[6] https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dan-sampel-dalam-penelitian/
[7] http://expresisastra.blogspot.co.id/2013/11/macam-macam-teknik-pengambilan-sampel.html
[8] http://kuliahpenelitian.blogspot.co.id/2011/04/variabel-penelitian.html
[9] https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/teknik-pengumpulan-data-dan-instrumen-penelitian/
[10] http://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-dan-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Snowball-Throwing.html