BAB I
PENDAHHULUAN
A.
Latar Belakang
dan Indentifikasi Masalah
1.
Latar Belakang
Di
era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan belajar dan
mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal
ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap
pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap generasi muda harus
belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntunan zaman.
Berhasilnya
suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang
dialami oleh siswa. Seorang guru dituntut untuk teliti dalam memilih dan
menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang hubungan
komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya sehingga
proses interaksi menjadi vakum.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan
belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses
pengajaran sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat
penting. Selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan memiliki
metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Metode adalah cara yang fungsinya
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula
pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam
menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.[1]
Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didiknya. Tiap-tiap materi bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dalam menyampaikan
materinya. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode
pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang
akan penulis bahas adalah metode pembelajaran snowball. Metode Snawball adalah
metode yang menjadikan murid sebagai subjek dan guru sebagai pembimbing dan
pendamping. Metode ini sebenarnya metode yang sering diterapkan pada mata
pelajaran bahasa Arab. Namun, penulis menerapkan metode snowball pada mata
pelajaran siroh nabawiyyah.
Mata pelajaran Siroh Nabawiyyah
merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan sejarah-sejarah Islam. Dalam hal
ini, guru memerlukan berbagai idea tau metode yang tepat serta kreatif dalam
menyampaikan pelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.
2.
Identifikasi Masalah
“Masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan
dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga
berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.’’[2]
Setiap pembelajaran selalu terjadi masalah-masalah yang
muncul, terutama yang ada pada peserta didik. Namun contoh-contoh masalah yang
akan dibahas di bawah ini hanya mencakup pembelajaran di kelas 3 Imam
Ahmad SDIT Baitul Jannah yaitu;
a.
Ramai sendiri
Masalah yang sering guru jumpai dalam pembelajaran khususnya
mata pelajaran siroh nabawiyyah salah satunya adalah murid berbuat ramai
sendiri saat guru menerangkan pelajaran. Peristiwa ini menjadi sebuah masalah
karena mengganggu teman di sekitarnya. Faktor yang membuat murid
ramai sendiri adalah karena si anak mempunyai kesibukkan sendiri, seperti
bermain mainan yang akan dimainkan waktu istirahat atau bermain mainan yang
sudah dimainkan waktu istirahat namun belum puas.
b.
Tidak bisa diam di tempat
Ada pula murid yang selalu selalu berkeliling dari bangku
satu ke bangku yang lain. Hal ini terjadi karena murid tersebut kurang nyaman
di tempat duduknya atau kurang adanya rasa aman dari teman sebelahnya. Ketika
murid berkeliling ini, tidak hanya mengganggu temannya saja, melainkan bisa
pula mengganggu guru pula
c.
Tidur di kelas
Kejadian tidur di kelas ini memang jarang ditemui di sekolah
dasar, tetapi ada juga guru yang menemui masalah seperti ini di kelas terlebih
lagi di sekolah-sekolah yang sistemnya full day. Hal ini juga sering
dijumpai ketika gedung sekolah dibangun sehingga kelas harus dibagi menjadi
masuk pagi dan siang. Tidak hanya itu, murid tidur itu karena rasa capek,
kemungkinan juga karena mata pelajaran yang melibatkan gerakan atau olahraga
yang berat atau mata pelajaran yang melibatkan banyak untuk berfikir juga dapat
mengakibatkan murid tertidur setelah melakukan aktivitas tersebut. Hal ini sama
dengan melamun tadi, tidak ramai dan mengganggu temannya, namun dapat
menghambat proses pembelajaran yang akan disampaikan guru.
Berdasarkan pada hal tersebut diatas serta ingin
meningkatkan pengetahuan tentang alat tersebutmaka penulis membuat pembahasan
dengan judul: “PENERAPAN METODE SNOWBALL PADA MATA PELAJARAN SIROH NABAWIYYAH
KELAS 3 IMAM AHMAD SDIT BAITUL JANNAH”
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan metode
pembelajaran snowball?
2.
Apakah siswa bersemangat dan aktif
dalam belajar ?
3.
Apakah materi yang disampaikan
dengan menggunakan metode pembelajaran snowball tersampaikan?
C. TUJUAN
PENELITIAN
Adapun
yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tingkat motivasi
siswa dalam belajar menggunakan metode pembelajaran snowball
2.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan menggunakan metode snowball
D. MANFAAT
PENELITIAN
1.
Agar siswa lebih termotivasi dalam
belajar
2.
Melatih siswa agar lebih percaya
diri
3.
Meningkatkan kemandirian siswa
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode
Menurut W.J.S Poerwadarminta, metode
adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat
penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
B. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah cara yang
digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk
menciptakan proses mengajar dan belajar. Melalui metode ini diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Terciptanya
interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing.
Sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi
ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru.
Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa.[3]
C.
Metode Snowball Throwing
Metode snowball throwing (melempar
bola) merupakan jenis pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti permainan
melempar bola. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat
soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok.
Karena berupa permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi
tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar.[4]
D.
Metode Pembelajaran Snowball
Sedangkan metode pembelajaran
snowball adalah salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif. Peran siswa dalam pembelajaran menggunakan metode ini adalah sebagai
subjek pembelajaran. Siswa akan lebih aktif dan bersemangat dalam belajar
apabila metode ini dikuasai oleh guru sehingga materi akan mudah diterima
siswa.
Langkah-langkah metode pembelajaran
snowball adalah sebagai berikut:
1.
Guru menyampaikan materi yang akan
disajikan.
2.
Siswa menulis dan memahami rangkuman
materi yang disampaikan guru.
3.
Guru membentuk kelompok – kelompok
dan memnggil masing – masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi.
4.
Masing – masing ketua kelompok
kembali ke kelompoknya masing – masing, kemudian memberi pertanyaan kepada
kelompok lain.
5.
Evaluasi
6.
Penutup.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu penelitian dilaksanakan pada
waktu belajar mata pelajaran siroh nabawiyyah pada hari selasa tanggal 1
November 2016. Alasan waktu tersebut dipilih karena peneliti ingin
mendapatkan data tentang minat siswa dalam belajar mata pelajaran siroh nabawiyyah
yang selalu kurang bersemangat pada mata pelajaran ini.
Penelitian dilakukan di kelas 3 Imam
Ahmad SDIT Baitul Jannah Kemiling Bandar Lampung. Peneliti memilih kelas 3
Imam Ahmad karena peneliti memang bertugas menjadi guru kelas bidang
keagamaan.
B.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian
kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil
wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun
peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari
hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak
ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan
mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif.
Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan
bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan
menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi
mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.[5]
Sesuai dengan
tujuan penyusunan karya ilmiah ini maka
dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode diantaranya penelitian lapangan yaitu suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung (wawancara). Selain itu, penulis juga menggunakan
metode
pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung.
C.
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi
populasi atau study sensus (Sabar, 2007). Maka dari penjelasan diatas, penulis
menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 Imam Ahmad SDIT
Baitul Jannah.
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan
karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel
dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (Sugiyono,2011).[6]
Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan
maksud menghemat waktu, biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh
anggota populasi. Bila peneliti bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja
(sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang
memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu
semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi (Sukardi,
2004 : 55).[7]
Dari beberapa teori diatas, penulis menjadikan seluruh siswa
kelas 3 Imam Ahmad untuk dijadikan sampel. Hal ini disebabkan karena populasi
yang yang tidak lebih dari dari 100 peserta. Selain itu juga jumlah siswa yang
berjumlah 28 siswa masih bisa memungkinkan penulis untuk melakukan penelitian.
D.
VARIABEL
PENELITIAN
Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan sangat
penting dalam suatu penelitian pendidikan. Variabel
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian.
Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang bervariasi. Variabel penelitian dibedakan menjadi:
1.
Variabel bebas atau variabel
penyebab (independent variables)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau
memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh
peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau
diamati.
2.
Variabel terikat atau variabel
tergantung (dependent variables).
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan
diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang
muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh
peneliti.[8]
Berdasarkan judul pada penulisan karya ilmiah ini, maka
penulis menentukan variabel bebasnya adalah penerapan metode snowball pada mata
pelajaran siroh nabawiyyah. Sedangkan variabel terikatnya adalah minat atau
motivasi siswa terhadap mata pelajaran siroh nabawiyyah.
E.
SUMBER DATA
PENELITIAN
Sumber
data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri
oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Dalam penelitian ini yang menjadi
sumber data sekunder adalah buku paket siroh nabawiyyah dan situs di internet
yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
F.
INSTRUMEN
PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah
cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen
sebagi alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana
yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket ,perangkat tes, pedoman
wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.
Pada
umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab
data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji
hipotesis diperoleh melalui instrument. Jenis-jenis instrumen penelitian
diantaranya adalah observasi dan dokumentasi. Kedua instrumen inilah yang akan
menjadi pedoman penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini. Observasi yang
penulis maksud disini adalah observasi partisipan yaitu penulis terlibat
langung dalam proses penelitian ini.
G.
TEKNIK DAN ALAT
PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data kualitatif merupakan pengumpulan data
yang datanya bersifat deskriptif maksudnya data berupa gejala-gejala yang di
kategorikan ataupun dalam bentuk lainnya seperti foto,dokumen,artefak, dan
catatan – catatan lapangan saat penelitian dilaksanakan, Jonathan Sarwono dalam
( 2006:259).[9]
Teknik
dan alat pengumpulan data yang penulis lakukan diantaranya adalah observasi, wawancara,
dokumentasi serta tes uji materi. Beberapa teknik dan alat pengumpulan data
tersebut sangat menetukan keberhasilan dalam penelitian yang penulis lakukan.
H.
TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Pengolahan
data dalam penelitian ini akan melalui tiga kegiatan analisis yakni sebagai
berikut.
1.
Reduksi Data
Reduksi
data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
2.
Penyajian Data
Penyajian
data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3.
Menarik kesimpulan
Sejak
langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang
segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu.
Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa,
tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
PENELITIAN
1.
Observasi Partisipan
Dalam
penelitian ini penulis bertindak sebagai partisipan dalam menyamapaikan materi
materi yang penulis sampaiakan kepada siswa kelas 3 Imam Ahmad SDIT Baitul
Jannah. Penulis menerapkan teknik observasi dengan cara mempraktekkan langsung
langsung metode pembelajaran snowball pada siswa kelas 3 Imam Ahmad.
2.
Wawancara
Setelah
mempraktekkan metode pembelajaran snowball pada mata pelajaran siroh nabawiyyah
maka penulis melakukan wawancara kepada populasi. Populasi disini adalah
seluruh siswa kelas 3 Imam Ahmad. Dalam wawancara ini, sebagian besar siswa
kelas 3 Imam Ahmad sangat senang serta semangat dalam belajar siroh nabawiyyah.
Video 1 (VID_20161101_134559)
siswa merasa senang serta termotivasi dalam belajar siroh nabawiyyah. Mereka
tidak menyadari bahwa sikap percaya diri mereka sedang ditingkatkan oleh guru.
a.
Evaluasi materi
Evaluasi
materi bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam mengajar siroh nabawiyyah
menggunakan metode pembelajaran snowball. Berikut adalah isi dari evaluasi
materi siroh nabawiyyah sub-bab “meneladani sifat Nabi Muhammad dalam
berdagang”;
1.
Nabi
Muhammad dipercaya Khadijah untuk berdagang pada usia . . . tahun.
2.
Wanita
kaya raya yang berasal dari Mekah bernama . . . .
3.
Nabi
Muhammad mendapat tugas dari Khadijah untuk . . . .
4.
Nabi
Muhammad dan para rombongan berdagang ke negeri . . . .
5.
Pembantu
Khadijah yang sangat setia bernama . . . .
6.
Dalam
berdagang, Nabi Muhammad sangat . . . .
7.
Para
pemebeli dari negeri Syam sangat tertarik untuk membeli barang dagangan yang
dibawa Nabi Muhammad karena . . . .
8.
Sebutkan
3 sifat Nabi Muhammad yang perlu kita contoh dalam kehidupan sehari-hari?
Video 2 (VID_20161101_134124) Dari video
tersebut, guru menyimpulkan materi setelah melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode snowball. Tujuan dari kesimpulan materi adalah siswa lebih
memahami lagi materi siroh nabawiyyah yang diajarkan oleh guru. Selain
memperdalam materi, guru juga melengkapi materi yang mungkin belum dipahami
oleh siswa ketika menerapkan metode pembelejaran snowball.
Dari
tabel dan video diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siroh nabawiyyah
materi sub-bab “meneladani sifat Nabi Muhammad dalam berdagang” menggunakan
metode pembelajaran snowball telah berhasil.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi
pada karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa
serta mengetahui sikap percaya diri yang dimiliki siswa dalam belajar siroh
nabawiyyah menggunakan metode snowball. Penulis menggunakan dokumentasi untuk
melengkapi hasil karya tulis ilmiah yang penulis susun. Metode ini mempunyai
peran penting dalam penyusunan karya tulis ini dan sangat bermanfaat untuk para
pembaca karya tulis ini. Berikut ini adalah dokumentasi pembelajaran siroh
nabawiyyah menggunakan metode pembelajaran snowball;
Gambar 1 (IMG_20161101_124841)
Keterangan: salah satu kelompok yang sedang merangkum
materi pelajaran
B.
PEMBAHASAN
1.
Metode
Pembelajaran Snowball Throwing
Snowball throwing (melempar bola) merupakan jenis
pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Metode
ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji
daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa
permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap
terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball
Throwing
-
Guru menyampaikan materi yang akan
disajikan. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memnggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
-
Masing-masing ketua kelompok kembali
ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya.
-
Kemudian masing-masing siswa
diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
-
Kemudian kertas tersebut dibuat
seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5
menit.
-
Setelah siswa mendapat satu bola /
satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
-
Evaluasi
-
Penutup.[10]
2.
Metode Pembelajaran Snowball
Metode pemebelajaran snowball adalah
metode pembelajaran yang menjadikan siswa subjek dalam belajar dan guru sebagai
pendamping. Teknik metode snowball tidak jauh berbeda dengan metode snowball
throwing, yaitu membagi siswa secara berkelompok kemudian menetukan ketua dari
setiap kelompok. Masing-masing ketua kelompok akan menjelaskan materi didepan
para siswa. Setelah menjelaskan, kelompok siswa akan diperkecil menjadi 2
kelompok kemudian ketua dari kedua kelompok akan menjelaskan materi secara
bergantian dan diikuti dengan pertanyaan yang ditujuan kepada kelompok lawan.
Adapun langkah-langkah metode
pembelejaran snowball adalah sebagai berikut:
-
Guru menyamapaikan materi pelajaran
kepada siswa
-
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok kemudian siswa merangkum materi
-
Masing-masing perwakilan kelompok
menejelaskan isi rangkuman dari kelompoknya
-
Guru memebagi menjadi dua kelompok,
dan memilih ketua dari kedua kelompok tersebut
-
Ketua kelompok dari kedua kelompok
memberikan pertanyaan setelah menjelaskan materi
-
Guru menyimpulkan materi
-
Guru memeberikan evaluasi baik
berupa pertanyaan langsung maupun tes tertulis
-
Penutup
Adapun kelebihan metode ini adalah;
1.
Melatih siswa untuk percaya diri
2.
Meningkatkan rasa ingin tahu pada
siswa
3.
Meningkatkan kemandirian siswa
4.
Menjadikan siswa lebih semangat
dalam belajar
3.
Motivasi Siswa
Video
3 (VID_20161101_132152(1)) Penggunaan metode pembelajaran snowball
benar-benar membuat siswa bersemangat dalam memepelajari materi siroh
nabawiyyah. Mereka sangat antusias serta menghargai temannya yang sedang
mewwakili kelompoknya dalam menyapaikan materi.
Video
4(VID_20161101_133447)
Ketua kelompok yang sedang menyampaikan materi setelah dibagi menjadi dua
kelompok. Bagi yang mewakili memberikan pertanyaan seputar materi dengan cara
menunjuk beberapa siswa baik dari kelompok sendiri maupun dari kelompok lawan.
Dari kedua video tersebut diatas
membuktikan bahwa siswa kelas 3 Imam Ahmad dangan termotivasi sekaligus
membangun sikap percaya diri siswa. Inilah salah satu dari tujuan metode
pembelajaran snowball.
BAB V
KEIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Metode pemebelajaran snowball adalah
metode pembelajaran yang menjadikan siswa subjek dalam belajar dan guru sebagai
pendamping. Teknik metode snowball tidak jauh berbeda dengan metode snowball
throwing, yaitu membagi siswa secara berkelompok kemudian menetukan ketua dari
setiap kelompok. Masing-masing ketua kelompok akan menjelaskan materi didepan
para siswa. Setelah menjelaskan, kelompok siswa akan diperkecil menjadi 2
kelompok kemudian ketua dari kedua kelompok akan menjelaskan materi secara
bergantian dan diikuti dengan pertanyaan yang ditujuan kepada kelompok lawan.
Mengacu kepada metodologi penelitian
serta teknik pengumpulan data pada karya tuli ilmiyah ini, Metode Snowball
terbukti sangat berhasil dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran siroh
nabawiyyah kelas 3 Imam Ahmad. Dengan adanya metode ini, siswa menjadi lebih
percaya diri, mandiri, kreatif, mempunya rasa ingin yahu yang tinggi serta
menambah motivasi siswa dalam belajar.
B.
SARAN
Metode ini membutuhkan para pendidik
yang mempunyai daya kreatifitas dan pola pikir yang matang. Selain guru harus
dituntut dalam menguasai materi, guru juga harus benar-benar mengetahui
teknik-teknik metode pembelajaran snowball. Hendaknya guru tetap memperhatikan
siswa yang belum bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
Data siswa kelas 3 Imam Ahmad tahun
pelajaran 2016/2017
2.
Foto 1 (kondisi siswa sebelum
belajar kelompok)
3.
Foto
2 dan 3 (kelompok-kelompok siswa dalam belajar menggunakan metode snowball)
4. Video 1 (VID_20161101_134559)
wawancara guru kepada siswa tentang materi yang menggunakan metode snowball.
5. Video 2 (VID_20161101_134124)
guru menarik kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari bersama menggunakan
metode snowball
6. Video 3 (VID_20161101_132152(1))
rasa percaya diri siswa yang bertambah dengan cara menyampaikan materi didepan
teman-temannya
7.
Video 4(VID_20161101_133447) pengecilan kelompok
menjadi dua kelompok serta member pertanyaan kepada siswa.
[1]
http://yusrikeren85.blogspot.co.id/2011/11/makalah-metode-pembelajaran.html
[2]
http://yusrikeren85.blogspot.co.id/2011/11/masalah-masalah-dalam-proses-belajar.html
[3]
http://eprints.walisongo.ac.id/3268/3/63111067_Bab2.pdf
[4]
http://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-dan-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Snowball-Throwing.html
[5]
http://belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif
[6]
https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dan-sampel-dalam-penelitian/
[7]
http://expresisastra.blogspot.co.id/2013/11/macam-macam-teknik-pengambilan-sampel.html
[8]
http://kuliahpenelitian.blogspot.co.id/2011/04/variabel-penelitian.html
[9]
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/teknik-pengumpulan-data-dan-instrumen-penelitian/
[10]
http://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-dan-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Snowball-Throwing.html